Senin, 10 Juli 2017

Kegiatan di Taman Kencana

Selayaknya taman yang dibuat untuk tempat berkumpul dan bersantai, kegiatan utama yang akan sering kita lihat adalah orang yang saling bercakap satu sama lain. Ada yang sekedar ngobrol-ngobrol, duduk di taman, dan memanfaatkan kecantikannya untuk berfoto. Disisi lain, kita akan menemui beberapa mahasiswa sedang mendiskusikan suatu hal. Beberapa lainnya yaitu terdapat berbagai acara yang dilakukan oleh mahasiswa, LSM, komunitas, dan organisasi lain di lokasi taman.
Hal lain yang akan dapat kita temui pada hari Minggu adalah banyaknya pedagang yang memenuhi di sekitar area taman karena lokasinya yang cukup dekat dengan Lapangan Sempur sebagai pusat area Car Free Day (CFD) yang bermula dari Istana Negara Bogor dan berakhir di Taman Kencana. Terdapat beberapa peraturan yang diberlakukan oleh pemerintah kota Bogor agar taman kencana menjadi taman yang bersih, indah, dan teratur. Peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah setempat bahwa taman tersebut tidak diperuntukan untuk bermain skateboard, bersepeda di area taman, membawa kendaraan bermotor ke area taman dan berjualan di taman.
Pada saat akhir pekan tiba, taman yang sejuk ini akan sangat ramai dan dipadati pengunjung yang ingin bersantai bersama keluarga. Mungkin sekilas taman ini terlihat biasanya saja. Tapi jangan salah, taman ini jadi favorit bagi warga sekitar Bogor ataupun wisatawan dari luar kota yang sedang berlibur dan mengunjungi berbagai tempat wisata di Bogor. Hal itu dikarenakan taman ini berada di jantung Kota Bogor yang cukup mudah diakses dengan menggunakan kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum.



Peraturan yang Terdapat di Taman Kencana


Parkir Kendaraan di Sekitar Taman Kencana


Pedagang yang Berjualan di Sekitar Taman Kencana


Taman Kencana Bogor


Fasilitas Taman Kencana

Taman Kencana yang berada di kota Bogor memiliki beberapa fasilitas menarik yang akan memanjakan pengunjung. Diantaranya keberadaan tempat duduk di beberapa titik untuk tempat berbincang agar dapat menikmati kesegaran taman lebih lama lagi. Taman Kencana memiliki area parkiran yang telah disediakan sehingga kendaraan bermotor tidak akan bisa masuk ke daerah taman melainkan harus memarkirkan kendaraan mereka di area parkiran yang telah disediakan sehingga menjadikan taman bebas dari kendaraan bermotor.
Disediakan fasilitas jogging track, kamar mandi atau MCK. Area depan Taman Kencana terdapat air mancur cukup besar dan terdapat ikan-ikan kecil, juga terdapat tulisan Taman Kencana yang berukuran besar. Bundaran di tengah taman terdapat air mancur cukup besar dan dikelilingi bunga-bunga bermekaran dan cantik. Lantainya pun sekarang sudah dibenahi dan menjadi lebih bagus. Setiap pohon besar dikelilingi tembok agar tampak rapi. Taman Kencana ini dilengkapi dengan tempat sampah organik dan anorganik pada yang lumayan cukup banyak dan memiliki lampu penerangan dengan berukuran besar dan kecil cukup banyak setiap area yang ada di Taman Kencana.
Banyak sekali tempat wisata yang bisa kita datangi yang berada dekat lokasi Taman Kencana, diantaranya Lapangan Sempur, Agri Cafe, Waroeng Taman, Rumah Cupcake, dan masih banyak lagi. Taman kencana menyediakan makanan modern dan ala-ala cafe mulai dari model tenda-tenda hingga cafe-cafe dengan bangunan permanen. Taman kencana ramai dengan pedangan pada hari minggu karena banyak orang-orang yang berolahraga.

Taman Kencana 

Bundaran Taman Kencana

Lampu Taman Kencana

Lampu Taman Kencana

Kursi Taman Kencana

Tempat Sampah Taman Kencana

Jogging Track Taman Kencana

Selasa, 06 Juni 2017

Sejarah dan Profil Taman Kencana

Sejarah dan Profil Taman Kencana 



Taman kencana pada awalnya dikenal sebagai Van Imhoff Plein atau Van Imhoff Square. Taman ini merupakan salah satu peninggalan zaman Belanda. taman kencana berlokasi di jalan Taman Kencana, Babakan, Bogor Tengah, kota Bogor, Jawa Barat, 16128. Pembangunan taman ini, dilakukan bersamaan dengan pengembangan kota Bogor atau Buitenzorg yang dimulai perencanaannya pada tahun 1917. Suasana di Taman kencana dan sekitarnya masih rindang dengan pepohonan, taman ini sekaligus menjadi tempat rekreasi dan semacam titik pertemuan bagi sebagian masyarakat kota Bogor, apalagi dengan kemunculan penjual-penjual makanan pinggiran jalan maupun outlet-outlet makanan di rumah-rumah di sekitarnya.
Taman kencana berlokasi tidak jauh dari kebun raya Bogor dan lapangan sempur, taman ini adalah salah satu tempat hijau menarik yang harus anda datangi saat melakukan wisata ke Bogor. Dengan berbagai tanaman hijau nan rindang, lokasi taman kencana sendiri sebenarnya berada ditengah lokasi yang rindang juga, sehingga anda dapat menikmati suasana rindang tidak hanya pada saat anda berada di dalam area taman kencana, tetapi juga saat menjelajahi area sekitarnya.
Taman kencana akan menjadi sangat ramai pada hari minggu. Tempat ini menjadi salah satu tujuan akhir para pelari-pagi warga Bogor setelah lelah berolahraga mengelilingi kebun raya Bogor ataupun lapangan sempur. Taman kencana dikenal juga dengan nama "TAKEN", merupakan tempat berkumpul nya para warga sekitar untuk melaksanakan kegiatan sosialnya.
Taman ini memiliki lahan seluas 5.600 m2, komposisi penggunaannya adalah 60% untuk ruang terbuka hijau, sedangkan 40% untuk kegiatan warga. Terdapat tiga potensi dari kawasan taman kencana yaitu: bangunan (keberadaan kawasan hunian peninggalan zaman kolonial mampu memberikan kontribusi dalam proses pencintraan kawasan), lingkungan (berada di jalur arteri primer kota Bogor yang mudah diakses, dan memiliki fasilitas utility perkotaan), dan sosial. aman Kencana merupakan taman kecil di antara area hijau di kota Bogor yang semakin lama semakin menghilang seiring dengan kemajuan pembangunan kota.

Rabu, 26 April 2017

Upaya Peningkatan Pengetahuan dan Kesadaran Masyarakat dalam Menyikapi Permasalahan Lingkungan



PAPER
PENGETAHUAN LINGKUNGAN
UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KESADARAN MASYARAKAT DALAM MENYIKAPI PERMASALAHAN LINGKUNGAN



Disusun Oleh:

Nama            : Safira Puspita
NPM             : 39414922
Kelas            : 3ID01




JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2017



1.            Latar Belakang
         Lingkungan merupakan suatu sistem yang kompleks dimana berbagai macam faktor berpangaruh timbal balik satu dengan yang lain. Seiring dengan perkembangan zaman, saat ini banyak ditemukannya permasalahan lingkungan yang sebagian besar diakibatkan oleh ulah manusia karena manusialah yang selalu berperan aktif terhadap kelangsungan alam sekitarnya. Peranan aktif yang dilakukan manusia terhadap kerusakan alam sekitarnya bisa berupa penebangan pohon, pencemaran air, udara, dan tanah serta membuang limbah sembarangan. Akibat kerusakan alam tersebut maka akan berdampak terhadap kelangsungan hidup manusia. Dampak yang ditimbulkan dari kerusakan lingkungan pada penebangan pohon yaitu dapat terjadi longsor dan banjir.
         Dampak yang ditimbulkan dari kerusakan lingkungan pada pencemaran air, udara dan tanah yaitu berkurangnya pasokan air bersih yang tersedia untuk kebutuhan hidup manusia, munculnya berbagai penyakit yang seperti infeksi saluran pernapasan akibat menghirup udara yang tercemar dan hilangnya kesuburan tanah yang bisa dimanfaatkan sebagai lahan pertanian serta timbulnya bibit penyakit yang diakibatkan oleh tumpukan sampah yang menumpuk terus menerus. Untuk itu diperlukan upaya peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam menyikapi permasalahan lingkungan yang diakibatkan sebagian besar oleh ulah manusia tersebut. Sehingga dalam kesehariannya manusia dapat dengan bijak memanfaatkan lingkungan untuk menghindari dari permasalahan permasalahan lingkungan yang terjadi.
         Upaya peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dapat berupa melakukan reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul, mengolah limbah sebelum dibuang ke tempat pembuangan akhir untuk menghilangkan unsur yang dapat menimbulkan pencemaran pada air, udara maupun tanah serta mengolah kembali sampah-sampah yang masih bisa didaur ulang seperti limbah organik yang dapat dijadikan pupuk sedangkan limbah nonorganik yang bisa dijadikan kerajinan-kerajinan yang memiliki nilai jual.

2.            Pembahasan
         Lingkungan merupakan alam sekitar termasuk orang-orangnya dalam hidup pergaulan yang mempengaruhi manusia sebagai anggota masyarakat dalam kehidupan dan kebudayaannya. Setiap manusia tentunya menginginkan berada di lingkungan yang berlangsung baik, nyaman, aman serta dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, saat ini seiring dengan berkembangnya zaman yang terjadi secara terus-menerus dan bergerak pesat membuat manusia berperaan aktif dalam kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini seperti penebangan pohon, pencemaran air, udara maupun tanah serta pembuangan limbah atau sampah yang tidak pada tempatnya.
         Kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh ulah manusia tersebut tentunya akan berdampak terhadap kelangsungan hidup manusianya. Untuk itu diperlukan peningkatan pengetahuan dan kesadaran lingkungan agar manusia dapat dengan bijak memanfaatkan lingkungan tanpa mengesampingkan kelangsungan lingkungan. Kesadaran lingkungan adalah upaya untuk menumbuhkan kesadaran agar tidak hanya tahu tentang sampah, pencemaran, dan penghijauan tetapi lebih daripada itu semua, membangkitkan kesadaran lingkungan manusia khususnya masyarakat masa kini, agar mencintai tanah air untuk membangun tanah air Indonesia yang adil, makmur serta utuh lestari. Maksudnya manusia hidup di dunia ini seharusnya tidak hanya tahu mengenai apa yang akan ia lakukan dalam hidup bermasyarakat seperti dampak buruk mengenai hal yang di perbuat, tapi manusia juga harus bisa mengerti tentang pentingnya lingkungan hidup bagi dirinya sendiri dan orang lain disekelilingnya terutama bagi generasi penerus bangsa untuk menumbuhkan sikap sadar terhadap lingkungan karena mereka yang memegang peranan penting dalam pembangunan serta bagaimana tanah air yang mereka tempati akan berlanjut di masa yang akan datang.
         Peningkatan kesadaran lingkungan dapat dilakukan melalui berbagai cara misalnya dengan adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang lingkungan hidup, manfaat serta pengolahan lingkungan hidup, mengembalikan pikiran serta perilaku kita kembali bercermin kepada syariat agama Islam, pemerintah harus tegas menindak pelaku-pelaku pengerusakan lingkungan agar dapat menimbulkan efek jera kepada pelakunya, dan lain sebagainya.
         Peningkatan pengetahuan diperlukan untuk memelihara dan mengelola lingkungan menjadi lebih baik lagi seperti melakukan reboisasi pada pepohonan yang gundul sehingga mencegah terjadinya tanah longsor maupun banjir dan menambah kandungan oksigen diudara akibat oksigen yang dilepaskan oleh tanaman-tanaman. Peningkatan pengetahuan pada pencemaran air, udara maupun tanah yaitu dengan dilakukannya pengolahan kembali limbah yang dihasilkan sehingga limbah tersebut tidak mencemari lingkungan. Peningkatan pengetahuan pada limbah berupa sampah yaitu dapat dimanfaatkan menjadi kerajinan-kerajinan yang memiliki nilai jual yang didapat dari limbah nonorganik, sedangan pada limbah organik dapat dijadikan pupuk yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesuburan tanah.
           
3.            Kesimpulan
         Upaya peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam menyikapi permasalahan lingkungan sangat diperlukan untuk menghindari kerusakan lingkungan yang diakibatkan sebagian besar oleh ulah manusia. Peningkatan pengetahuan yaitu mengajarkan kepada masyarakat tentang bagaimana mengelola dan mengolah lingkungan dengan baik sehingga tidak mencemarkan lingkungan yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup masyarakat disekitarnya. Selain itu peningkatan kesadaran juga diperlukan oleh masyarakat agar menumbuhkan sikap sadar terhadap lingkungan karena mereka yang memegang peranan penting dalam pembangunan serta bagaimana tanah air yang mereka tempati akan berlanjut di masa yang akan datang. Seperti dengan adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang lingkungan hidup, manfaat serta pengolahan lingkungan hidup, mengembalikan pikiran serta perilaku kita kembali bercermin kepada syariat agama Islam, pemerintah harus tegas menindak pelaku-pelaku pengerusakan lingkungan agar dapat menimbulkan efek jera kepada pelakunya, dan lain sebagainya.

4.            Daftar Pustaka

5.            Lampiran

 
Gambar hasil kerajinan dari limbah non organik

 
Sampah organik yang diolah jadi pupuk

 
Reboisasi pohon

Selasa, 10 Januari 2017

Review Jurnal

REVIEW JURNAL
METODOLOGI PENELITIAN
COGNITIVE ERGONOMICS AND ITS ROLE FOR INDUSTRY SAFETY ENHANCEMENTS



Disusun Oleh:
Nama                             : Safira Puspita        / 39414922
Kelas                              : 3ID01



JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2017



Review jurnal cognitive ergonomics and its role for industry safety enhancements
Judul
Cognitive ergonomics and its role for industry safety enhancements
Tahun
2016
Jurnal
Journal of Ergonomics
Volume & Halaman
Volume 6, Halaman 1-3
Penulis
Kim IJ
Reviewer
Safira Puspita (39414922)
Tanggal
7 Januari 2017
Pengenalan. Ergonomi intervensi telah menunjukkan kesuksesan yang besar untuk meningkatkan keselamatan dan produktivitas di industri yaitu dengan mencarikan solusi bagi pekerja yang mengalami gangguan kognitif dan kegagalan seperti penurunan fungsi visual dan mendengar. Sebagian besar pekerja mengalami kecelakaan dan cedera disebabkan oleh kesalahan manusia yaitu kegagalan kognitif. Kegagalan kognitif terjadi dalam kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan dan non pekerjaan yang terkait dengan pekerjaan yang muncul dalam lingkungan kerja.
Menurut jurnal Kim IJ asosiasi kegagalan kognitif yang umum seperti kecelakaan kerja secara luas telah diteliti oleh peneliti. Menurut Arthur dalam jurnal Kim IJ asosiasi kegagalan kognitif menunjukkan kolerasi positif antara kegagalan kognitif dan keselamatan. Hal ini menunjukkan kecelakan kerja yang disebabkan oleh kurangnya perhatian, dan gangguan.
Temuan dari literatur yang didapat menjelaskan bahwa informasi pada kegagalan kognitif dapat digunakan untuk menyelidiki kecelakaan dan cedera pada lingkungan kerja serta memberikan pengetahuan dalam industri untuk memprediksi keselamatan kinerja. Pada jurnal Kim IJ penelitian yang dilakukan terbatas yaitu hanya meramalkan ergonomi dan ergonomis untuk mencegah kecelakaan industri dan cedera akibat kegagalan kognitif dan gangguan.
Kognitif ergonomi. Menurut asosiasi internasional ergonomi dalam jurnal Kim IJ kognitif ergonomi memiliki tujuan untuk memastikan komunikasi yang sesuai antara kebutuhan manusia, pekerja, produk, lingkungan, kemampuan dan keterbatasan. Kognitif ergonomi digunakan untuk pengaturan operasional untuk mengoptimalkan kerja sistem dan kesejahteraan manusia.
Dalam interaksi manusia dengan sistem kognitif ergonomi memiliki tujuan praktis yaitu untuk menjelaskan sifat manusia dalam kemampuan dan keterbatasan pada pengolahan informasi. Sedangkan tujuan spesifik yaitu untuk meningkatkan kondisi kerja dan kinerja manusia serta keselamatan dan kesehatan untuk menghindari beban yang tidak perlu sehingga menimbulkan stress.
Proses kognitif. Proses kognitif meliputi pengolahan dan penanganan informasi dalam pikiran manusia. Dalam jurnal Kim IJ mengenai jurnal ergonomi proses kognitif melibatkan pengkodean, mempertahankan, berlatih, mengingat, dan mengubah informasi. fungsi kognitif sangat penting dipahami yang berkaitan dengan pekerjaan tertentu untuk melindungi lingkungan kerja yang cocok pada kondisi pekerjannya. Dasar kognitif mengikuti beberapa proses sebagai berikut.
1.    Persepsi
2.    Memori jangka pendek
3.    Memori jangka panjang
Kognitif ergonomi untuk perbaikan keamanan. Kognitif ergonomi bertujuan untuk merancang kondisi kerja dan lingkungan yang meningkatkan kinerja manusia di tempat kerja dengan meningkatkan keselamatan dan kesehatan. Dengan kognitif ergonomi di industri maka akan meningkatkan fungsi kerja dan mengurangi kesalahan manusia sehingga keselamatan dan perbaikan kualitas produk menjadi fokus utama. Kognitif ergonomi dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan keamanan dan produktivitas dan mengurangi kecelakaan dan cedera ditempat kerja
1.    Pengguna yang berpusat desain antarmuka perangkat lunak.
2.    Desain tanda untuk menyampaikan pesan sehingga orang akan memahami dan bertindak dalam cara yang dimaksudkan.
3.    Desain lebih aman alat dan mesin sehingga operator tidak akan membuat kesalahan bencana.
4.    Desain sistem teknologi informasi yang mendukung tugas-tugas kognitif.
5.    Desain kerja untuk mengelola beban kerja kognitif dan meningkatkan keandalan manusia.
Kesimpulan. Fungsi kognitif penting untuk melakukan kinerja yang aman dan efektif dalam industri di tempat kerja. Namun, meskipun memiliki kepentingan yang besar masalah kognitif belum sistematis disorot dalam program-program kerja ergonomis. Kognitif ergonomi diharapkan akan memberikan kontribusi yang signifikan untuk meningkatkan kinerja kerja, ramping operasi, operasi, dan akhirnya menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat dalam industri.



Sabtu, 31 Desember 2016

Secondary Data Analysis A Method Of Which the Time Has Come

Secondary Data Analysis:
A Method of which the Time Has Come

Melissa P. Johnston, PhD
School of Library and Information Studies, University of Alabama, Tuscaloosa, AL,USA

           Technological advances have led to vast amounts of data that has been collected, compiled, and archived, and that is now easily accessible for research. As a result, utilizing existing data for research is becoming more prevalent, and therefore secondary data analysis. While secondary analysis is flexible and can be utilized in several ways, it is also an empirical exercise and a systematic method with procedural and evaluative steps, just as in collecting and evaluating primary data. secondary data analysis is a viable method to utilize in the process of inquiry when a systematic procedure is followed and presents an illustrative research application utilizing secondary data analysis in library and information science research.

Secondary data analysis is analysis of data that was collected by someone else for another primary purpose. The utilization of this existing data provides a viable option for researchers who may have limited time and resources. Secondary analysis is an empirical exercise that applies the same basic research principles as studies utilizing primary data and has steps to be followed just as any research method. Hakim (1982) defines secondary analysis as “any further analysis of an existing dataset which presents interpretations, conclusions or knowledge additional.   Most research begins with an investigation to learn what is already known and what remains to be learned about a topic through reviewing secondary sources and investigations others have previously conducted in the specified area of interest. Secondary data analysis takes this one step further, including a review of previously collected data in the area of interest. While secondary data analysis is a flexible approach and can be utilized in several ways, it is also an empirical exercise with procedural and evaluative steps, just as there are in collecting and evaluating primary data (Doolan & Froelicher, 2009). Secondary data analysis remains an under-used research technique in many fields, including LIS. Given the increasingly availability of previously collected data to researchers, it is important to further define secondary data analysis as a systematic research method. Yet, few frameworks are available to guide researchers as they conduct secondary data analysis (Andrews et al., 2012; Smith et al., 2011).

Secondary analysis is a systematic method with procedural and evaluative steps, yet there is a lack of literature to define a specific process. The key to secondary data analysis is to apply theoretical knowledge and conceptual skills to utilize existing data to address the research questions. Hence, the first step in the process is to develop the research questions. The purpose of this study was to investigate the enablers and barriers that school librarians experience enacting a leadership role in technology integration. The research questions that guided this work are: What enablers or supporting factors do accomplished school librarians perceive as enablers in enacting the role of leader in technology integration? What barriers or constraining factors do accomplished school librarians perceive to enacting the role of leader in technology integration? What is the association between accomplished school librarians involved at a high level in technology integration leadership and the identified enablers/barriers in comparison to the other participants?

Data may already exist that can be utilized in addressing the research questions. In the case of this research an in-depth literature review of the areas of interest was conducted examining the previous and current work of experts in the field of school librarianship and technology. Through the literature review other researchers on this topic were identified, as were agencies and research centers that have conducted related studies. Recent research and findings from the top ranked school library preparation programs were identified and reviewed, as were dissertations in the areas of technology, leadership, and school librarians. Finally, local informal networks can also provide valuable information in determining what research is currently being conducted (Magee, Lee, Giuliano, & Munro, 2006). This is especially relevant in the field of school librarianship, which is a very connected community. The researcher had the benefit of an informal network, in that she was a part of the team that worked on background research and survey construction for a then current study by the Partnerships for Advancing Library Media (PALM) Center at Florida State University (FSU). Original survey research rarely uses all of the data collected and this unused data can provide answers or different perspectives to other questions or issues (Heaton, 2008, Johnston, 2012; Smith, 2008), yet the key to using existing survey data effectively to find meaningful answers is a good fit between the research question and the dataset (Doolan & Froelicher, 2009; Kiecolt & Nathan, 1985; Magee et al, 2006). In this study, the research questions fit well with that of the original study since both studies focused on school librarians and technology leadership. The researcher’s relationship with the primary investigators, made her aware that data collected from questions addressing enablers and barriers to leadership in technology integration had not been analyzed or reported. Finding that this data would adequately address her research questions and that the primary method of data collection was appropriately suited to her research, the decision was made to utilize existing survey data to find the answers to different research questions than were asked in the original research.

Secondary data analysis offers methodological benefits and can contribute to LIS research through generating new knowledge (Heaton, 2008, Johnston, 2012; Smith, 2008). The overall goal of this method is the same as that of others, to contribute to scientific knowledge through offering an alternate perspective; it only differs in its reliance on existing data. LIS researchers should take advantage of the high quality data that are available and consider the potential value in gaining knowledge and giving insight into a broad range of LIS issues through utilizing secondary data analysis method. Yet, successful secondary analysis of data requires a systematic process that acknowledges challenges of utilizing existing data and addresses the distinct characteristics of secondary analysis. The process proposed from this application in LIS research provides a systematic process that includes steps to undertake to avoid possible limitations. In a time where the large amounts of data being collected, compiled, and archived by researchers all over the world are now more easily accessible, the time has definitely come for secondary data analysis as a viable method for LIS research.


jurnal tersebut dapat dilihat pada link berikut